Rabu, 12 Januari 2011

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting yang dimilki oleh suatu organisasi, oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan mutlak diperlukan. Pelatihan dan pengembangan diperlukan, adalah untuk menghadapi tuntutan tugas sekarang maupun tantangan di masa depan.
Banyak orgaisasi yang menyelenggarakan program pengenalan dengan sangat konprenhensip. Pegawai yang sudah berpengalaman pun selalu memerlukan pengetahuan keterampilan dan kemampuan, karena selalu ada cara yang lebih baik untuk meningkatkan prodktifitas kerja.

       I.      PENGERTIAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

Istilah pelatihan sering disamakan dengan istilah pengembangan. Pengembangan (development) menunjuk kepada kesempatan-kesempatan belajar (learning appartuinities) yang dirancang guna membantu pengembangan para pekerja. Pelatihan yang paling dianggap sebagai aktivitas yang paling utama dilihat dan paling umum dari semua aktivitas kepegawaian.
Beberapa komen-tator yang menekankan arti simbolis dari pelatihan mengemukakan bahwa orang-orang menerima prestise dan bahasan-bahasan  yang tidak dilihat lainya melalui pelatihan, oleh karena itu pelatihan juga dapat memperbaiki kepuasan kerja. Pelatihan dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kemampuan pegawai melaksanakan tugas sekarang, sedangkan pengembangan lebih berorientasi pada peningkatan produktivitas kerja para pekerja di masa depan.
Suatu pelatihan dapat bersifat pengembangan bagi pegawai yang bersangkutan karena mempersiapkanya memikul tanggung jawab yang lebih besar dikemudian hari. Penekanan pelatihan adalah untuk peningkatan kemampuan melaksanakan tugas sekarang. Pengembangan menekankan peningkatan kemampuan melaksanakan tugas baru di masa depan. Pelatihan adalah bentuk investasi jangka pendek sedangkan pengembangan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang. Pelatihan bermanfaat dalam situasi dimana para pegawai kekurangan keterampilan dan pengetahuan. Pelatihan lebih sebagai sarana yang ditunjukan pada upaya untuk lebih mengaktifkan kerja para anggota organisasi yang kurang aktif sebelumnya, mengurangi dampak negatif yang dikarenakan kurangnya pendidikan, pengalaman yang terbatas atau kurangnya kepercayaan diri anggota atau kelompok anggota tertentu. 

    II.      MANFAAT PELATIHAN.
Pelatihan dan pengembangan mutlak perlu dilakukan, kesemuanya bermuara pada peningkatan produktvitas kerja organisasi sebagai keseluruhan. Bagi organisasi terdapat paling sedikit tujuh manfaat uang dapat dipetik melalui penyelenggaraan program pelatihan dan pengembangan yaitu: peningkatan produktifitas kerja organisasi sebagai keseluruhan antara lain karena tidak terjadinya pemborosan, kecermatan melaksanakan tugas tumbuh suburnya kerja sama, meningkatnya tekad mencapai  sasaran sehingga organsasi bergerak secara utuh.

 III.      LANGKAH-LANGKAH PELATIHAN.
Tiga tahap utama dalam pelatihan pengembangan, yaitu:
a.      Penentuan Kebutuhan Pelatihan (Assessing Traning Needs).
Tujuan penentuan keebutuhan pelatihan ini adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan guna mengetahui dan/atau menentukan apakah perlu atau tidaknya pelatihan dalam organisasi tersebut. Pada tahap ini terdapat tiga macam kebutuhan akan pelatihan yakni:
1)      General Treatment Need.
Yaitu: penilaian kebutuhan pelatihan bagi semua pegawai dalam suatu klasifikasi pekerjaan tanpa, memperhatikan data mengenai kinerja dari seorang pegawai  tertentu.
2)      Observable Performance Discrepancies.
Yaitu: jenis penilaian kebutuhan pelatihan yang didasarkan pada hasil pengamatan terhadap berbagai permasalahan, wawancara, pertanyaan, dan evaluasi atau penilaian kinerja dan dengan cara meminta para pekerja untuk mengawasi (to keep track) sendiri hasil kerjanya.
3)      Future Human Resourses Needs
Jenis keperluan pelatihan ini tidak berkaitan dengan ketidak sesuaian kinerja tetapi lebih berkaitan dengan keperluan sumber daya manusia untuk waktu yang akan datang.

b.      Mendesain Program Pelatihan (Desanding A Trainng Program).
            Ketepatan metode pelatihan tertentu tergantung pada tujuan yang hendak dicapai identifikasi mengenai apa yang diinginkan agar para pekerja harus mengetahui dan harus melakukan. Terdapat dua jenis sasaran pelatihan,  yakni:
  1. Knowledge-Centered Objectives
  2. Performance-Centered Objectives.
Pada jenis pertama biasanya berkaitan dengan pertambahan pengetahuan, atau perubahan sikap sedangkan jenis yang kedua mencakup syarat-syarat khusus yang berkisar pada metode atau teknik, syarat-syarat penilaian, perhitungan, perbaikan dan sebagainya.

1)      Metode Pelatihan.
Metode pelatihan yang tepat tergantung kepada tujuanya. Tujuan dan/atau sasaran pelatihan yang berbeda akan berakibat pemakaian metode yang berbeda pula.
2)      Prinsip Umum Bagi Metode Pelatihan.
Metode di atas harus memenuhi prinsip-prinsip seperti:
§  memotivasi para peserta pelatihan untuk belajar keterampilan yang  baru.
§  memperlihatkan keterampilan-keterampilan yang diinginkan untuk dipelajari.
§  harus konsisten dengan isi (misalnya: menggunakan pendekatan interaktif untuk mengerjakan keterampilan-keterampilan interpersonal).
§  memungkinkan partisipasi aktif.
§  memberikan kesempatan berpraktek dan perluasan keterampilan.
§  memberikan feedback mengenai performance selama pelatihan.
§  mendorong adanya pemindahan yang positif dari pelatihan ke pekerjaan, dan harus efektif dari segi biaya.

c.       Evaluasi Efektifitas Program Pelatihan (Evaluating Training Program Effectivencess).
            Supaya efektif, pelatihan harus merupakan suatu solusi yang tepat bagi permasalahan organisasi, yakni bahwa pelatihan tersebut harus dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan keterampilan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menguji apakah pelatihan tersebut efektif di dalam mencapai sasaran-sasaranya yang telah ditetapkan.
1.      Tipe-Tipe Kreteria Efektifitas Program Pelatihan.
Program pelatihan bisa dievalusi berdasarkan informasi yang bisa di peroleh pada lima tingkatan yaitu:
§  reaction.
§  learning.
§  behaviors.
§  organizational result.
§  cost efectivity.

2.      Model-Model Penilaian.
Ada dua model penilaian pelatihan yaitu:
§  model uncontroled.
Model ini biasanya tidak memakai kelompok pembanding dalam melakukan penilaian dampak pelatihan terhadap  hasil dan performasi kerjanya.
§  model controled
Model yang dalam melakukan penilaian efectifitas program pelatihan menggunakan sistem pembanding.
Model penilaian umum adalah uncontroled, dimana kinerja kerja diukur sebelum pelatihan dan sesudahnya.

 IV.      PELATIHAN SUPERVISOR, PENGEMBANGAN TEAM DAN PENGEMBANGAN BAGAN ORGANISASI.

            Para manager dan supervisor organisasi bertanggung jawab tidak hanya bagi kinerja mereka sendiri, tetapi juga bagi kinerja dari para pekerjanya sendiri. Akibatnya tujuan dari pelatihan supervisi adalah untuk meningkatkan keterampilan-keterampilan pengawasan atau supervisi dan manajemen supaya membantu menejemen kepegawaian untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain dan untuk membantu pegawai-pegawai dari manager dan supervisor agar bekerja lebih baik dan tangkas.
Ada dua jenis pelatihan, yaitu: organizaton development (OD) dan sensitivity training.
1.      organization development
yaitu: para manager dan supervisor tidak hanya bertanggung jawab pada pelatihan terhadap para pegawai secara perorangan untuk meningkatkan keteramplan kerja mereka, tetapi juga membantu meningkatkan kualitas hubungan kerja dari para pegawai.
      Ciri-ciri organization development:
a.       change oriented.
b.      action orinted.
c.       aimed at employees.
2.      sensitivity training
yaitu: hubungan-hubungan kerja dalam kelompok kecil dan action research yang didasarkan pada pengumpulan data dan pengumpanya kembali kepada para peserta guna memampukan mereka untuk merubah perilakunya sendiri.
Organisasi development memusatkan diri pada variable-variable proses yang terdiri dari interaksi manusiawi ketimbang dari hasil kerja itu sendiri.




Perbedaan Organisasi Dan Pelatihan

Pengembangan Organisasi
Pealatihan
Keduanya
§    Orientasi pada peserta.
§    Orientasi proses.
§    Pusat perhatian hubungan antara individu dengan organisasi.
§   Orientasi pada pelatih
§   Orientasi tugas.
§   Pusat perhatian pada suatu bidang kerja.
§    Orientasi perubahan.
§    Orientasi tindakan.
§    Dapat diterapkan pada segenap pegawai organisasi.




RANGKUMAN

            Pelatihan dan pengembangan bermanfaat bagi organisasi, bagi para pegawai maupun bagi penumbuhan dan pemeliharaan hubungan yang serasi antara berbagai kelompok kerja dalam suatu organisasi.
            Tahapan-tahapan pelatihan ada tiga yaitu:
1.      penentuan kebutuhan pelatihan.
2.      desain program pelatihan.
3.      evaluasi program pelatihan.

Tidak ada komentar: